Bagihasil verifikasi yang diterima, Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota segera menerbitkan Surat Keputusan dan menerbitkan piagam izin operasional pondok pesantren yang diserahterimakan kepada pengusul selambat-lambatnya 2 x 7 hari jam kerja setelah verifikasi dilaksanakan. Bagi hasil verifikasi yang ditolak, Kantor Kementerian Agama Bogor(ANTARA) - Momentum Ramadhan dijadikan oleh warga Kota Bogor, Jawa Barat yang khususnya jamaah Masjid Nurul Falah untuk mengajukan pembuatan Rumah Tahfidz, atau tempat khusus menghafal Al-Quran. "Warga berkeinginan ada Rumah Tahfiz, tapi masih terkendala biaya. InfoBaru Gambar Rumah Tahfidz, Meja Barkonsep rumah tahfidz, desain rumah tahfidz sederhana, model rumah tahfidz, contoh rumah tahfidz, cara awal mendirikan rumah tahfidz, desain pesantren tahfidz, daarul qur 39 an jambi, Gambar Rumah Tahfidz Susunan Pengurus Rumah Tahfidz struktur Organisasi Lembaga , Sumber : pontren.com 2302 rumahtahfidz. Pendidikan, Korupsi Dan Terorisme Oleh: Masrul, S.Sos.I (Mahasiswa S2 IAIN Antasari Banjarmasin) Miris rasanya, bom bunuh diri terjadi lagi. Kali ini dilakukan oleh kelompok Syarif dan Ahmad Yosefa Hayat yang meledakan diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS), Solo. Bom serupa terjadi sebelumnya di Masjid Polresta Cirebon. BacaanDoa Awal Tahun dan Hukum Membacanya Menurut Ustad Abdul Somad; Dimana selaras dengan program HDMY untuk mendirikan satu desa satu rumah tahfidz," tegasnya. Begini Cara Menjawabnya. Rab 16 Sya'ban 1439, 2- 05- 2018. Makna Surat Ar Rahman yang Diulang, "Maka Nikmat Tuhanmu yang Manakah yang Kamu Dustakan?" mendirikanrumah tahfidz adalah amal yang mulia sekali dan bisa menjadi ladang amal yang tidak putus sampai kapan pun Tepat hari Minggu 20 Januari 2019 menjadi hari bersejarah, karena adik-adik panti dilantik menjadi wisuda pada Program Rumah Tahfidz Batch I. Setelah melalui proses pembelajaran dan pembekalan hafalan Al-Qur'an selama 3 bulan. Masing-masing panti memiliki perwakilan 5 sampai 10 orang adik panti untuk batch pertama ini. ynchv. 10 November 2014, lima orang sahabat yang terdiri dari Abdul Aziz, Ahmad Faqih, Muhammad Rendi, Ibrahim lubis dan seorang yang kerap kami panggil Bang Udin membangun rumah tahfidz. Tidak tanggung-tanggung mereka membangun rumah tahfidz di Mesir. Kisah ini bermula dari ajakan Kiai Yusuf Mansur kepada siswa-siswi MAN 12 Jakarta Barat untuk menghafal Alquran di rumah beliau yang kerap disebut Rumah Putih. Selama kurang lebih 9 bulan mereka menghafal Alquran, kemudian berpindah tempat ke Pesantren Wadi Mubarok, Bogor. Belum genap mereka menyelesaikan hafalan, Kiai Yusuf menawarkan mereka untuk meneruskan hafalannya dan juga mendalami ilmu agama di Mesir. Kemudian mereka menerima tawaran tersebut dan 30 Maret 2014 mereka berangkat ke di Mesir kelimanya mencari halaqoh tahfidz Quran untuk melanjutkan hafalan mereka sesuai tugas dan pesan dari Kiai Yusuf. Mesir yang menjadi kiblat keilmuan tentunya banyak halaqoh-halaqoh tahfidz yang tersedia di mana-mana. Tapi itu tidak dirasa cukup oleh mereka. Mereka juga butuh lingkungan yang kesehariannya lekat dengan Alquran, karena dalam menghafal Alquran lingkungan sangat berpengaruh terhadap hafalan dan mereka butuh teman untuk saling menyimak. Oleh karena itu, yang mereka cari halaqoh tahfidz yang berbasis muqim menetap. Akhirnya mereka menemukan halaqoh tahfidz tersebut bernama maqurō, namun sangat disayangkan pendaftaran kelas tahfidz muqim telah ditutup. Tidak habis akal mereka membangun sendiri halaqoh tahfidz yang diinginkan. Akhirnya mereka membangun rumah tahfidz dengan bimbingan ustadz Taslim dan ustadz tahfidz ini didirikan di Abdou Basha, daerah yang justru jarang dihuni oleh orang Indonesia. Karena masih tahap awal dalam membentuk rumah tahfidz, maka mereka membatasi peserta yang ingin demikian, ketika dibuka pendaftaran ternyata banyak yang berkeinginan untuk masuk rumah tahfidz tersebut, Namun mereka tetap membatasi kuota untuk anggota hanya 20 orang agar mudah terkontrol dan juga lebih efektif dalam kegiatan satu tahun, Rumah tahfidz ini diasuh oleh Syekh Mahmud. Dikarenakan beliau memiliki kewajiban lain, Syekh Mahmud kembali ke kampung halamannya di Fayoum. Kemudian digantikan oleh ustadz Azwar dan ustadz rumah tahfidz sekarang menjadi tempat yang dituju oleh mahasiswa Indonesia di Mesir, karena banyaknya kegiatan seperti kajian rutin mingguan, dauroh , tasmi’ hafalan dan kegiatan-kegiatan lainnya. Di bawah binaan Daarul Quran dan juga nasihat dari Kiai Yusuf Mansur dan ustadz-ustadz lainya kini Rumah tahfidz mesir mempunyai 4 cabang, 2 putra dan 2 putri, masing-masing berbasis oleh Nizar Nurfadillah, Alumni Pesantren Tahfizh Daarul Qur'an yang sedang menempuh studi di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. PENDIRIAN RUMAH TAHFIDZ Rumah Tahfidz as-Salam didirikan pada Hari Sabtu 9 Juni 2018 atau bertepatan dengan 24 Ramadhan 1439 H, dan rumah ini untuk kemudian sebagai bagian dalam manajemen YDSF Yayasan Dana Sosial al-Falah Malang . Peresmian Rumah Tahfidz as-Salam rencananya akan dilakukan tanggal 8 Juli 2018 oleh Bapak ………sebagai Luran, Kepala KUA. Pada peresmian itu, selain dihadiri oleh Direktur YDSF Malang dan masyarakat muslim sekitar perumahan dan jamaah Masjid Muhajirin dan Musholla Muttaqin hadir pula oleh Ketua Pengurus Masjid beserta jajarannya, Ustadz/Muballigh sekaligus sebagai penceramah. SEJARAH AWAL BERDIRINYA RUMAH TAHFIDZ Rumah Tahfidz as-Salam lahir atas prakarsa dan sumbagan pemikiran dari Bapak Abd. Rochman S berupa sebuah rumah satu lantai yang berada di tengah Perumahan Gading Permai. Kisahnya, sejak Desember 2017, Bpk Abd. Rochman Pemilik Rumah Tahfidz menyampaikan keinginannya mendirikan Rumah Tahfidz rumah penghafal al-Quran kepada Ustad Fandi U Karyawan YDSF Malang melalui sesama anggota training pendidikan Karakter yang dilakukan di kota Batu bersama tim Matahati. Niat ini sudah lama, tetapi belum terwujud. Keduanya kemudian melakukan koordinasi lewat HP dan dilanjutkan kunjungan ke kantor YDSF Malang, kemudian dilakukan survey perdana ke lokasi rencana Rumah Tahfidz, Gayung pun bersambut, hingga akhirnya Rumah Tahfidz As-Salam terwujud dan berdiri seperti sekarang. Subscribe via email Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email. Tertuang di dalam Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam No. 91/2020, bahwa Rumah Tahfizh adalah satuan pendidikan keagamaan Islam non-formal yang mengkhususkan untuk menghafal, mengamalkan, dan membudayakan nilai-nilainya dalam sikap hidup sehari-hari yang berbasis hunian, lingkungan, dan komunitas. Adapun yang dimaksud dengan pendidikan keagamaan Islam adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama Islam dan/atau menjadi ahli ilmu agama Islam dan mengamalkan ajaran agama Islam PMA 13/2014. Informasi tersebut, didatangkan untuk selanjutnya berusaha mendudukkan Rumah Tahfizh dalam kerangka besar pendidikan nasional di Indonesia. Rumah Tahfizh, berdasar informasi di atas, adalah termasuk dalam pendidikan keagamaan Islam Tahfizh, nyatanya, telah lahir, tumbuh, dan berkembang, bahkan sebelum dua aturan tersebut hadir. Lebih “heroik” dari itu, entitas pendidikan bernama pondok pesantren bahkan lahir dan berkembang sebelum republik ini lahir. Rumah Tahfizh lahir dari inisiatif, ide kreatif, dan dari cita-cita mulia sekelompok masyarakat yang terpanggil untuk berpartisipasi dalam pembangunan manusia melalui jalan pendidikan Alquran di berbagai pelosok negeri. Sudah menjadi tugas dan wewenang negara, untuk selanjutnya mengafirmasi, merekognisi, dan memfasilitasi sesuai dengan aturan yang ada. Rumah Tahfizh sekilas memiliki historisitas yang menyerupai pesantren. Di dalam sejarahnya, awal kehadiran pesantren disebut sebagai satu-satunya lembaga pendidikan yang dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat, saat semua individu yang memiliki keturunan bangsawan dididik dalam lembaga pendidikan kraton Abdurrahman Wahid, 1999111. Dalam kadar tertentu, pun demikian dengan Rumah Tahfizh. Rumah Tahfizh menjadi semacam episentrum baru bagi semua lapisan masyarakat yang memiliki minat kuat untuk belajar Alquran menghafal, memahami, dan mengamalkannya, tetapi memiliki kendala jika harus di Pesantren Tahfizh Alquran. Rumah Tahfizh hadir menampung semua lapisan masyarakat dari beragam latar belakang sosial, ekonomi, bahkan dari beragam dalam buku berjudul Rumah Tahfizh sejarah, gerakan, dan dinamika membumikan tahfizh Alquran dari Yogyakarta, yang ditulis oleh Ustadz Tarmizi As Shidiq, dengan fasih diuraikan secara memadai perihal historisitas gerakan dan dinamika perjuangan membumikan tahfizh Alquran melalui Rumah Tahfizh. Buku ini mulanya adalah karya akademik penulisnya, yang diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Jakarta, guna menyelesaikan pendidikan jenjang pascasarjana. Disebutkan oleh penulis, gerakan Rumah Tahfizh yang kini dikenal luas oleh masyarakat, diinisiasi pertama kali oleh Ustadz Yusuf Mansur pada medio 2003. Setelah melalui perjuangan yang tidak enteng, pada tahun 2018, Rumah Tahfizh Daarul Qur’an telah mencapai dengan jumlah santri setidaknya santri. Rumah Tahfizh Daarul Qur’an yang berjumlah tersebar di seluruh penjuru pelosok negeri, bahkan di beberapa kota di luar negara. Ia setiap saat mendarmabaktikan kehadirannya untuk memberikan penerangan agama Islam di tengah masyarakat Indonesia yang plural. Ia menjadi sentra-sentra pendidikan Alquran yang siap sedia menyapa dan disapa oleh siapa pun dan kapan sekian banyak jumlah Rumah Tahfizh Daarul Qur’an yang ada, Ustadz Tarmizi melakukan zoom in terhadap 14 Rumah Tahfizh yang ada di Kota Pendidikan Yogyakarta. Yang menarik, penulis mengajukan beberapa dalil sehingga memilih lokus penelitiannya di Yogyakarta. Dengan berlandas sumber-sumber otoritatif, penulis menandaskan bahwa Yogyakarta adalah kota dengan pluralitas sistem kepercayaan sangat tinggi terdapat 79 sistem kepercayaan. Pada sisi lain, pada 2014 Yogyakarta dinobatkan sebagai “Kota Paling Islami” oleh lembaga Maarif Institute. Di sinilah relevansinya, mengapa Rumah Tahfizh Yogyakarta menjadi pilihan fokus studi Ustadz Tarmizi. Gampangnya, predikat kota paling Islami, patut diduga kuat tak dapat dilepaskan dari budaya mempelajari Alquran. Dan Rumah Tahfizh, adalah piranti strategis untuk hal itu. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Gema Rumah Tahfidz di Indonesia telah terasa hingga berbagai penjuru negeri. Ribuan Rumah Tahfidz dengan puluhan ribu santri kini sudah bertebaran tak hanya di wilayah kota, namun juga siapa sangka gerakan Rumah Tahfidz juga telah sampai ke luar negeri. Palestina dengan Rumah Tahfidz Daarul Qur'an Gaza adalah salah satu yang paling dikenal. Akan tetapi, apakah sudah banyak yang mengenal Rumah Tahfidz di Mesir? Ya, ternyata di Mesir, tepatnya di Abdou Basha telah berdiri setidaknya empat Rumah Tahfidz. Pendirinya adalah orang Indonesia, mereka merupakan lima sahabat penghafal Al-Qur'an. Terdiri dari Abdul Aziz, Ahmad Faqih, Muhammad Rendi, Ibrahim lubis dan Udin. Kelimanya adalah mahasiswa Indonesia yang tengah menempa ilmu di negeri seribu menara itu. Sebelum sampai pada tahap ini, mereka adalah santri KH. Yusuf Mansur. Kisahnya bermula saat KH. Yusuf Mansur mengajak siswa-siswi MAN 12 Jakarta Barat untuk menghafal Al-Qur'an di 'rumah putih', sebutan untuk kediaman KH. Yusuf Mansur. Mereka belajar dan menghafal Al-Qur'an di rumah KH. Yusuf Mansur selama delapan bulan. Sebelum kemudian berpindah ke Pesantren Wadi Mubarok, genap hafalan AL-Qur'annya, KH. Yusuf Mansur menawarkan mereka untuk menyelesaikan hafalan Al-Qur'an di Mesir. KH. Yusuf Mansur juga mengatakan bahwa mereka dapat memperdalam ilmu agama jika belajar ke menyetujui tawaran tersebut, mereka akhirnya terbang ke Mesir. Di sana mereka mencari halaqah tahfidz yang berbasis mukim atau menetap untuk memenuhi tugas KH. Yusuf Mansur. Namun, setelah mereka menemukan sebuah halaqah yang sesuai, pendaftaran masuk halaqah tahfidz tersebut telah ditutup. Bukan mahasiswa Indonesia namanya, jika kehabisan akal. Mereka pun mendirikan sendiri halaqah tahfidz. Atas bimbingan Ustadz Taslim dan Ustadz Irfan mereka akhirnya resmi mendirikan Rumah masih tahap awal, Rumah Tahfidz yang didirikan oleh kelima sahabat tersebut sudah dibanjiri oleh pendaftar. Namun mereka membatasi anggota hanya 20 orang agar kegiatan menghafal Al-Qur'an tetap berjalannya waktu, Rumah Tahfidz tersebut menjadi salah satu tujuan utama mahasiswa Indonesia di Mesir. Sebab banyaknya kegiatan seperti kajian rutin pekanan, dauroh, tasmi' hafalan dan kegiatan-kegiatan lainnya. 1 2 Lihat Sosbud Selengkapnya

cara awal mendirikan rumah tahfidz